Doa Dzikir

Do’a sujud tilawah

Doa

سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ

SAJADA WAJHIYA LILLADZII KHOLAQOHU WASHOWWAROHU WASYAQQO SAM’AHU WABASHOROHU FATABAAROKALLAAHU AHSANUL KHOOLIQIIN

Artinya: ”Bersujud wajahku kepada Tuhan yang menciptakannya, yang membelah pendengaran dan penglihatannya dengan Daya dan Kekuatan-Nya, Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta”.

HR. At-Tirmidzi: 2/474. Ahmad: 6/30 dan Al-Hakim. Menurut Al-Hakim, hadits tersebut shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/220. Sedang tambahannya: Fatabaarakallahu menurut riwayat Adz-Dzahabi sendiri.

Sujud yang dipandang sunat oleh Jumhur ulama ini boleh dilakukan kapan saja, siang atau malam, dalam keadaan sudah berwudhu’ ataupun belum, dengan menghadap qiblat atau tidak, baik dalam keadaan shalat ataupun tidak. Namun tentu, jika dilakukan dalam keadaan suci dan dengan menghadap qiblat tentu akan lebih baik. Dan jika dilakukan dalam keadaan shalat, maka tentu wajib dalam keadaan suci dan menghadap qiblat. Sujud ini dilakukan dengan sekali sujud saja, tanpa takbiratul ihram dan tanpa salam.

Sujud ini disunatkan ketika membaca atau mendengar ayat-ayat sajadah yang tersebar di lima belas tempat dalam al-Qur’an. Diantaranya dalam Surat al-A’raf/7 pada ayat ke-206; QS. ar-Ra’d/13 pada ayat ke-15; QS. an-Nahl/16 pada ayat ke-49; QS. al-Isra’/17 pada ayat ke-107-109; QS. Maryam/19 pada ayat ke-58; QS. al-Furqan/25 pada ayat ke-60; QS. al-Hajj/22 pada ayat ke-18 dan beberapa tempat lainnya. (Lihat Shahîh Fiqhis Sunnah, Syaikh Abu Malik Kamal Ibnus Sayyid Salim, 1/445-458)